Baru kemarin rasanya, ku tulis kata itu. Ehh, sekarang kenapa kata menyesal menyelimutiku yah?
Apakah aku salah? Aku ceroboh? Aku naif? Entahlalh😒
Malam ini tangan kecilku nakal ingin menulis. Mungkin dia geram akan nakalnya akalku..
Iya, entah apa yang ku pikirkan kemarin hingga bisa menuliskan kata-kata itu. Mungkin aku naif akan pikirku yg berlebih tentangmu..
"Kembali lagi terulang, tergores lagi hatiku ini" cieh nyanyi..
heyy jujur-jujuran yuk! Gombalnya..
Yang pada akhirnya membuat kejengkelanku terhasut kita melihat kalimat itu tiap kali iya mengatakan itu. Haruskah berulang kali ku katakan lewat bibirku? Belum cukupkah mataku jada jawaban?" Gelitik hati kecilku..
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Kau tahu sebesar apa kecewaku dahulu? Kau tahu sebesar apa egoisku waktu dulu? Kau tahu sebesar apa inginku dulu? Kau tahu seberapa sakit aku dulu?
Kau harusnya pahami kata itu sbelum kau lontar kalimat itu padaku.
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Apakah aku pernah berkata menyerah sebelumnya? haruskah ku yakinkan diriku beribu-ribu kali? Yang mungkin pada akhirnya kau yang akan menyerah?
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Aku juga punya titik lelah, lelah menanggung sikap halus tak bermaknamu.
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Kau kini pura-pura hadir lalu kau ingin pergi lagi? Bukankah itu rasis? Ku mohon dewasakan pikiranmu sebelum kau kembali..
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Aku tahu hatimu masih belum konsisten. Itulah jawaban mengapa ku beri celah untukmu pergi untuk nikmati inginmu, egomu, bahagiamu agar kau mengerti. Tapi, sudahkah kau mengerti?
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Ketika kau memikirkan yang lain pernahkah kau tahu ketika itu pula hatiku mencemaskanmu? Apakah kau sadari itu? Seberapa seringkah mulutku harus berbicara? Seberapa sering pulakah mataku harus menjatuhkan percikan hangatnya?
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Pernahkah kah kau peka? Pernahkah kau pikirkan hatiku? Ku rasa tidak, kau hanya selalu memimirkan hatimu yang mungkin takut jikalau nanti aku pergi..
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Ingatkah kau kalau aku wanita yang sering kali rapuh? Ingatkah kau kalau wanita yang bodoh? Ingatkah kau kalau aku wanita yang selalu ingin dimengerti? Ingatkah kau aku wanita yang punya cara untuk ungkapkan rasaku?
Iya, baik aku akan jujur kali ini. Ku rasa ini adalah jujurku yang terakhir untukmu. Baiklah, aku ingin kau beri jalan untukku agar bisa benar-benar pergi. Aku ingin kau beri jalan dan bebaskan aku dari setiap bohongmu. Aku ingin kau beriku jalan hilangkan rasaku walau mungkin terlalu cepat tapi yakinlah pikirmu lebih indah dari inginmu. Aku ingin sampaikan yang sebenar-benarnya harus ku sampaikan lewat ukiran tanganku ini..
Tapi sudahlah, sekarang aku sadar. Aku bukan prioritasmu melainkan egomu. Aku sadar aku penyemangat ketika lelahmu memuncak oleh yang lain. Aku sadar akan kebodohan masih terus membiarkan hatiku berharap hingga aku lupa cara membahagiakan dia tanpa harapan..
Kini aku berani tuk berkata, saat ini ku biarkan kau pergi dan takkan kembali. Labuhkan hatimu pada sesuatu yang pantas untuk kau singgahi. Cari jalanmu ku harap tak ada sesal yang tersirat disetiap kisah indahmu..
Dan untuk hatiku yang terlalu mudah luluh, aku berani mengajarimu untuk bangkit, aku berani untuk tak lagi berharap lebih yang nyatanya hampa bagimu. aku berani berjanji takkan buatmu rapuh, aku berani berjanji tak ada luka lagi untukkmu..
akan ku buang rasaku yang terlalu naif padamu..
akan ki buang diamku yang terlalu sering mengalihkan perhatianmu..
akan ku buang inginku yang terlalu butuh pada kenyataan yang selalu kau janjikan..
Nyatanya sekarang pengalaman baru dirasakan hatiku, bahwa tak selamanya harapan mengilhami hasil..
Aku yakin pilihanmu adalah yang terbaik, aku berjanji tak akan menyesal akan kataku. Aku siap menerima kalau hatiku berhak bahagia🎈🎈🎈
Tidak ada komentar:
Posting Komentar