Minggu, 10 April 2016

Seegois itukah aku?




Seegois itu kah aku ?
Aku sendiri selalu bertanya-tanya tentang diriku sendiri.Pikirku peluh, sepertinya banyak orang yang menganggapku demikian.Tapi entahlah karena aku sendiri tak dapat memahaminya-_-
Terlalu singkat rasanya jika seseorang mengatakan itu padaku tanpa memberi alasan pasti.. Iya, apakah mereka tahu apa alasan mengapa aku dianggap sebegitu egois? Apa karena tak dapat memberi makna atas apa yang mereka katakan? Apa karena tak ada kesempatan lagi untuk mereka memberi kekecewaan untukku? Apa karena aku tak dapat memahami diriku sendiri? Or many more??..
I think it'so stupid moment when i was trying something make me confused..
Yang ku rasa seperti berbalik, aku sendiri tak dapat menafsirkannya lewat kata saat pertanyaan itu menghantamku..
Namun, terkadang pula pikiran kacauku hadir dan berkata" Hey bodoh, kau terlalu lama diam!"... lahh, bodoh? diam?
Jika kau paham, ada apa denganku kau pasti berkata seperti itu. Jujur saja, kata-kata terbersit tiba-tiba sehingga membuat mataku tak dapat terpejam..
Seperti ada sesuatu yang menjanggal dimataku, ketika terlintas tulisan itu. Apakah aku cemburu? Apakah aku dendam? Apakah aku marah? Apakah aku egois?😔
Entahlah, rasa sakit yang kemarin terlalu menikamku. Bangkitpun rasanya belum bisa ku lakukan hingga detik ini..
Lalu, untuk apa luka itu masih terus mengejarku? Belum puaskah ia hancurkan harapku? hancurkan rasaku? Belum puaskahh??
Beribu kali ku coba tuk pergi ia tetap saja datang. Apakah yang harus ku lakukan? Memberi kesempatan untuk membuatku bangkit? Berpikirkah iya seberapa banyak kesempatan yang ia buang? Bepikirkah ia mengapa ia melakukannya berulang kali? Berpikirkah ia seberapa besar harapku padanya dahulu? Berpikirkah ia sebelum lakukan semua itu?
Harapku cemas, kepada benda tak bertulang ini. Iya, dia hebat, aku kagum padanya^^ selalu tegar, selalu memaafkan, selalu berbelas kasih, selalu merindukannya, selalu merekam baik tanpa memfilter segala sesuatu yang membuatnya begitu sakit..
Aku sadar, apa yang aku katakan. Terkadang aku sendiri sering berbohong padanya tapi ia tahu, ia cerdas, ia tak sebodoh pikirku yg selalu menyalahkan segala sesuatu..
Iya, adalah jawaban dari dia setiap kali kau acuhkan pertanyaan yg tak dapat ku jawab lewat mulutku..
Iya, adalah jawaban darinya ketika ku bertanya segala tentangmu..
Iya, adalah jawaban darinya setiap kali kebohonganku lagi-lagi diketahuinya..
Iya, adalah jawaban darinya setiap kali aku berpikir bahwa aku rindu..
Dan berani-beraninya kenangan pahit itu tersenyum padaku.
Dan aku gagal bersembunyi untuk kesekian kalinya bersembunyi dibalik kata-kata bijak yg selalu ku lontarkan..
Mungkin karena kau terlalu manis untuk ku lupakan..
Dapatkah kau tahu saat aku rindu, apa yang ku lakukan??
Iya, menghirup napas sejenak dan berkata "berjanji padanya bahwa kau sang penguasa hati, rinduku tak dapat terkalahkan karena keikhlasan lisanmu untuk selalu mengucapkan sesuatu yang selalu menenangkannya"..
Aku tak berkata bahwa hatiku sedang berharap, tapi ia sedang menikmati keindahan yg kau berikan..
Namun, aku rasa kau masih dilema tentangmu sendiri.
Jadi tetaplah disitu, jangan menunggu jawaban. Tapi seiring berjalannya waktu kau dapat menafsirkan sendiri tentang egoku..
Pergilah jika kau ingin pergi dan bertahanlah apabila kau masih sanggup untuk bertahan..
Bila kau sudah tahu tentang hatiku yang sebenarnya kembalilah untuk buatnya yakin bahwa kau lelakiku..
Karena ia tak berani melepasmu, walau karena keegoisanku. Walau mungkin terlalu cepat kau pergi lalu kembali ia masih tetap berkata : "Pulanglah! Disini adalah tempatmu yang abadi"..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar