Senin, 01 April 2019

Lagi?

Aku tidak mengerti maksudmu apa, sedikit sedikit kau membuatku merasa istimewa. Lalu sedikit sedikit kau mudah sekali menuai luka, hingga membuatku merasa tak berharga.

Sebenarnya aku saja yang terlampau cepat besar kepala dalam menerka, atau memang kau sengaja membuatku terlena? 

Tuan,
Aku sudah lelah dengan segala nestapa yang tak berkesudahan. Aku sudah lelah dipermainkan dan dimonopoli oleh penantian. Aku juga sudah sangat lelah mencari ujung jalan.

Lucunya,
Aku selalu ingin berhenti sebab lelah yang terlampau jauh menggerogoti. Namun mengapa selalu saja aku kembali? Mantra apa yang telah kau sematkan dengan sangat anarki?

Ini benar benar anomali maha gila, tidakkah bisa aku waras walau sebentar saja? Aku sudah berjanji, untuk tidak menulis perihal patah hati lagi. Lalu kuingkari untuk yang kesekian kali, sebab hatiku yang telah susah payah kurangkai kembali-kau hancurkan lagi dengan belati.

Lebih lucunya lagi,
Aku ini yang selalu dibanting ekspetasi-selalu suka mengorek-ngorek luka lalu kunikmati,
Hanya demi mengingat kembali, kapan aku pernah sebahagia itu dalam mencintai.
Aku lupa bahwasanya mengenang, memang bukan berarti harus mengulang.

(fo[re]ver,-no fair you really know how to make me cry)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar